PEKANBARU – Universitas Riau (UNRI) menggelar diskusi panel terbatas dengan tema penyelenggaraan akademik berbasis transformasi digital: teknologi artificial intelligence (AI) antara peluang dan tantangan. Diskusi yang berlangsung pada Senin (6/03/2023) di Ballroom utama UNRI ini menghadirkan sejumlah pembicara berkompeten, dengan tema sentral tren global ChatGPT berbasis AI.
Diskusi ini digesa menyusul tekad Rektor Universitas Riau Prof. Dr. Sri Indarti, SE, M.Si yang telah mencanangkan kebijakan penyelenggaraan perguruan tinggi berbasis transformasi digital menuju world class university. Pelaksanaan Kebijakan tersebut sudah harus berlaku efektif pada tahun anggaran 2024.
Pembicara yang tampil dalam kegiatan ini adalah pakar dan praktisi di bidang akademik dan tata kelola perguruan tinggi yang berbasis sistem digital AI, yakni Dr. Mexsasai Indra, S.H.,M.H. (Wakil Rektor I Bidang Akademik UNRI), Prof. Dr. Yusmar Yusuf, M.Psi (Akdemisi FISIPOL UNRI), Muhammad Natsir Tahar ((Alumnus Postgraduate Diploma in Business Management Kingston International School, Singapore, Writerpreneur-Digital Business Consultant and IT Support), dan Iswadi HR, ST, MT, Ph.D. (Kepala UPT TIK UNRI). Acara ini dipandu oleh moderator Saiman Pakpahan, S.Sos., M.Si, yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan FISIPOL UNRI.
Dr. Mexsasai Indra berbicara tentang kebijakan penyelenggaraan akademik berbasis transformasi digital menuju world class university di lingkungan UNRI, sementara Prof. Yusmar membahas tema refleksi keilmuan terhadap penggunaan AI dalam pengembangaan kebijakan akedemik di perguruan tinggi, dengan pendekatan idealisasi pedagogi dan filsafat.
Dua pembicara lainnya, Muhammad Natsir Tahar mengangkat tema soal dinamika praktik dan inovasi penggunaan AI dalam penyelenggaran pendidikan tinggi, AI dalam perspektif u-distopia, how to handle ChatGPT dan quo vadis. Sedangkan Iswadi, Ph.D menguraikan tentang kesiapan teknis dan kelembagaan sistem teknologi, informasi, dan komunikasi UNRI dalam mewujudkan kebijakan penyelenggaran akademik berbasis transformasi digital.
Setelah mendengarkan paparan dari pembicara dan sesi tanya jawab, diskusi yang dibuka oleh Ketua Senat UNRI, Prof. Dr. Ir. Zulkarnaini, M.Si dan dihadiri sekitar 40 anggota senat dari sejumlah fakultas ini, sepakat untuk menerapkan teknologi AI terutama ChatGPT untuk membantu kerja-kerja akademisi dan mahasiswa dengan banyak catatan. Diskusi ini juga dihadiri Ketua Dewan Kesenian Kota Pekanbaru Fedli Aziz, serta akademisi dan penulis Murparsaulian, sebagai peninjau.
Sebagaimana diketahui ChatGPT besutan OpenAI yang bekerjasama dengan Microsoft ini merupakan salah satu teknologi AI yang sedang tren secara global karena kemampuannya menyusun kalimat-kalimat akademik hingga makalah secara sangat profesional. Selain memiliki fungsi yang besar sebagai perangkat dan solusi penyelesaian tugas dan kertas kerja secara nyaris sempurna, ChatGPT dianggap berbahaya terhadap penyelenggaran sistem pendidikan secara universal, karena ia mampu mereduksi potensi manusia untuk memaksimalkan kemampuan otak mereka.
“Berdasarkan paparan dari para pembicara, kita (UNRI) sepakat menggandeng AI terutama ChatGPT sebagai instrumen pendamping, yang akan dilengkapi dengan regulasi dan pengutamaan etika akademik, serta metode pengajaran yang diperketat,” ujar Mexsasai mengakhiri diskusi tersebut. DO-r