November 7, 2024

DI RESTORAN CHINA BENUA AUSTRALIA

angin membelai wellington street malam itu
menarikan pohon-pohon oak yang berjajar di tepi jalan
kita bertemu di sebuah restoran
di antara sajian berbagai menu oriental

dengan mudah bisa kubedakan;
mana fu yung hai
mana capcai
mana bebek peking
mana gong bao ji ding
mana bakpao
mana nian gao

tapi aku tak bisa membedakan
mana persahabatan
mana pendekatan
mana silaturahmi
mana cinta lama bersemi kembali

di perjamuan singkat itu
aku melihat ada yang tak sirna oleh waktu
juga oleh garis-garis keriput
oleh uban di rambut
bahkan mungkin oleh maut
yang selalu siap menjemput

Perth, 2018.

 

SUNGAI SWAN

memandang sungai swan
rinduku mengalir
dari hulu ke hilir
tak seperti sungai di kampung halaman
arusnya deras membawa apa saja yang dijumpai di sepanjang aliran

dibawanya gelisah daun kering
yang baru saja berpisah dari ranting
dibawanya ketakutan wadah plastik
yang tak lagi menyimpan indah pernak-pernik
dibawanya kepanikan karung bekas
yang tadinya memuat butir-butir beras
dibawanya keceriaan kaleng-kaleng
yang tak peduli pada karat dan rombeng

sungai swan beda
ia begitu tenang dan bersahaja
bentuknya seperti angsa
warnanya biru mega
di kedalamannya yang entah
tersimpan banyak kisah

seperti sungai,
kadang apa yang dengan sengaja kausimpan
lebih menggambarkan dirimu ketimbang apa yang dengan sadar kautampilkan

Perth, 2018.

 

SANTA GEORGE’S TERRACE

di tepi Santa George’s Terrace
kami duduk bersama
mengamati jalan utama
sebagai pendenyut kehidupan kota
ke jantungnya yang berdetak

di kebanyakan kota metropolitan
bangunan-bangunan tua dirobohkan
diganti dengan bangunan kekinian
demi sebuah seragam bertema kemewahan

di kawasan tertentu,
mereka sisakan kota-kota tua
tempat di mana bangunan-bangunan lama dipelihara
demi sebuah citra

kota ini beda,
kami saksikan banyak bangunan klasik nan cantik
juga bangunan modern dengan gaya arsitektur menarik
keduanya berpadu hadirkan pesona eksotik

di telinga kami, kota ini berbisik:
kelak, orang-orang akan paham
bahwa harmonis yang mereka rasakan
terbuat dari pahit dan manis kenangan

Perth, 2018.

 

KETIKA RUMAH BICARA

di bawah matahari pucat
di wilayah fraser avanue lookout
saat langkah terasa penat
aku melihat;
sebuah rumah
tidak mewah
namun indah

di sisi bawah atapnya
bergelayut aneka petunia
warna-warni aduhai
menjuntai
gemulai

menatap rumah itu
hatiku tenang
lelahku hilang
ingatanku melayang
padamu

ternyata, benar kata orang;
yang tak pernah pergi dari dalam diri
selalu menghadiahi pulang

Perth, 2018.

 

THE BELL TOWER

di tepi swan river dan barrack square
berdiri megah the bell tower
museum sejumlah lonceng raksasa
setia mendentangkan nada-nada
pada waktu-waktu istimewa

aku bertanya:
“kapan waktu-waktu istimewa itu?”
kau menjawab sekenanya:
“waktu yang sudah dijadwalkan sesuai rencana.
maka berdoalah, bukan semata agar semua sesuai rencana,
tapi juga agar kita bisa menyesuaikan diri
dengan segala sesuatu
yang sudah direncanakanNya”

aku terdiam,
sebab apa yang kausampaikan
menjawab segenap kecamuk dalam dada
aku pun mengangguk
dengan mulut yang masih menganga

Perth, 2018.

 

KOTA TUA FREMANTLE

di kota tua fremantle,
dalam sejuk udara oktober
langit dan laut demikian biru
kapal-kapal besar berlayar
saat matahari mulai naik
camar-camar terbang menukik
suguhkan panorama terbaik

di sisi lain,
pemandangan istimewa hadir
di setiap spot bangunan-bangunan tua bersejarah
begitu cantik
seolah membawa kita singgah
di lorong-lorong abad klasik

di kota tua yang indah ini
seseorang tengah mencintai sekeping pagi
bergegas ia kirim sinyal ke udara
berharap di belahan bumi sana, kekasihnya memandang langit yang sama
sendiri saja

Perth, 2018.

 

Hening Wicara___ lahir di Rantau Berangin, Kampar, setengah abad lalu. Bergeliat di dunia literasi sejak SD, melalui lomba bidang studi mengarang tingkat kabupaten Kampar dan Provinsi Riau. Namun baru kembali aktif setelah bergabung di FLP Riau thn 2010. Telah menerbitkan dua buku kumpulan puisi: Tentang Kita, Embun, dan Cinta (2014), dan Pelangi Langit Perth (2020). Saat ini tengah menyiapkan dua buku berikutnya, yaitu: Pukau Petuah dan Balon-Balon di Balkon. Aktif berguru puisi di Asqa Imagination School (AIS). IG: @heningwicara

Leave a Reply