OIKETAI Edukasi – Universitas Harvard akan menawarkan mata kuliah kursus Bahasa Indonesia. Selain Bahasa Indonesia, Harvard juga akan membuat kursus Tagalog dan Thailand. Harvard tercatat sebagai universitas kedua yang mengajarkan Bahasa Indonesia setelah Wisconsin-Madison.
Dikutip dari The Harvard Crimson, Rabu (29/3/2023) kursus baru itu dibuat untuk mengembangkan studi Asia Tenggara di Harvard.
Nantinya, Departemen Studi Asia Selatan di kampus tersebut akan memperkerjakan tiga pembimbing. Tiga orang itu akan mulai mengajar untuk tahun akademik 2023-2024.
Direktur Eksekutif untuk Harvard Asia Center, Elizabeth K. Lio berharap program baru ini akan berdampak besar terhadap perkembangan kampus.
“Misi jangka panjang tersebut untuk membangun studi Asia Tenggara di Harvard, serta keterlibatan universitas dengan wilayah tersebut,” ujar Elizabeth.
Sementara, Direktur Pusat Asia sekaligus Profesor untuk studi Bahasa dan Peradaban Asia Timur, James Robson mengatakan program baru itu merupakan upaya menciptakan kesadaran baru yang lebih luas tentang Asia Tenggara.
Ia berharap kursus bahasa itu juga mampu menciptakan minat yang lebih dalam pada mata pelajaran terkait.
“Apa yang saya harapkan adalah jika kita dapat menunjukkan bahwa ada permintaan untuk bahasa-bahasa ini dan para siswa muncul dan bersemangat tentangnya, maka mudah-mudahan kita juga dapat menggunakan ini untuk meyakinkan pemerintah untuk lebih mendukung studi Asia Tenggara secara umum dan pengajaran bahasa di tertentu,” katanya.
Selain itu, acara Indonesia Street Festival di Philadelphia, Amerika Serikat, juga menampilkan kebudayaan Indonesia dan bahasa Indonesia dalam acara tersebut.
Kampus lain yang menerapkan pengajaran Bahasa Indonesia adalah Universitas Wisconsin-Madison. Kampus ini memiliki program Bahasa dan Budaya Indonesia yang menyediakan kelas bahasa Indonesia dan studi budaya Indonesia. Universitas tersebut juga memiliki pusat studi Asia Tenggara yang mempelajari budaya dan bahasa Indonesia.
Diketahui, Tagalog adalah salah satu bahasa non-Inggris yang paling banyak digunakan setelah bahasa Spanyol dan Kanton/Mandarin di Amerika Serikat.
Dengan sekitar 1,7 juta orang bercakap-cakap dalam bahasa yang berasal dari Filipina, dan langkah Harvard untuk mengatasinya sebagai subjek akademik telah dirayakan oleh para pengamat.
Eleanor Wikstrom, Wakil Presiden Harvard Philippine Forum (HPF) dan Ketua Redaksi Harvard Crimson, mengatakan bahwa mendapatkan bahasa yang ditawarkan di Harvard telah menjadi salah satu tujuan utama kelompok itu. DO/r/Okezone