
Fenomena pertemuan dua air samudara yang tidak bercampur. (F:Quora)
OIKETAI Ekologi – Sebuah postingan viral beberapa tahun lalu menunjukkan garis literal di lautan dengan air yang lebih gelap di satu sisi dan lebih terang di sisi lain. Fenomena tidak bercampurnya dua air samudra ini dapat dijelaskan secara ilmiah.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan keduanya tidak bercampur adalah adanya Arus Sirkulasi Atlantik Utara (North Atlantic Circulation) dan Arus Sirkulasi Terumbu Pasifik (Pacific Equatorial Current), yang masing-masing berperan dalam mengalirkan air laut secara terpisah antara keduanya.
Selain itu, suhu, salinitas, dan kepadatan air laut di kedua samudra juga berbeda, sehingga mempengaruhi pergerakan dan percampuran air antara keduanya.
Meskipun demikian, terdapat beberapa titik di mana air dari keduanya bisa bercampur, seperti di perairan Antartika dan di Selat Drake yang menghubungkan antara Samudra Atlantik dan Pasifik. Namun, campuran ini biasanya terjadi dalam jumlah yang sangat kecil dan hanya terjadi di permukaan air laut saja.
Perbedaan karakteristik air di Samudra Atlantik dan Pasifik merupakan penyebab utama mengapa air di kedua samudra tidak bercampur. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan karakteristik air di kedua samudra, antara lain:
- Arus Sirkulasi: Arus laut yang mengalir di kedua samudra berbeda dan memainkan peran penting dalam menjaga pemisahan antara kedua samudra. Di Samudra Atlantik, Arus Sirkulasi Atlantik Utara membawa air laut dari wilayah Arktik ke selatan hingga ke Samudra Selatan. Sedangkan di Samudra Pasifik, Arus Sirkulasi Terumbu Pasifik membawa air laut dari wilayah timur Pasifik ke wilayah barat daya Pasifik.
- Salinitas: Kandungan garam (salinitas) di air laut di kedua samudra berbeda. Di Samudra Atlantik, air laut memiliki salinitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan Samudra Pasifik. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti penguapan air laut yang lebih tinggi di Samudra Atlantik dan pasokan air tawar dari sungai yang lebih rendah di Samudra Atlantik.
- Suhu: Suhu air laut di kedua samudra juga berbeda. Di Samudra Pasifik, air laut memiliki suhu yang lebih dingin dibandingkan dengan Samudra Atlantik. Hal ini disebabkan oleh adanya Arus Sirkulasi Pasifik Utara yang membawa air dingin dari wilayah Arktik ke selatan hingga ke Samudra Selatan.
- Kedalaman: Kedalaman air laut di kedua samudra berbeda, yang dapat mempengaruhi pergerakan dan percampuran air laut. Samudra Atlantik memiliki dasar laut yang lebih dalam dibandingkan dengan Samudra Pasifik.
Kombinasi dari faktor-faktor di atas menyebabkan air di kedua samudra tidak bercampur secara signifikan. Namun, terdapat juga beberapa daerah di mana air dari kedua samudra bisa bercampur, seperti di perairan Antartika dan di Selat Drake. Namun, campuran ini biasanya hanya terjadi di permukaan air laut dan jumlahnya sangat kecil.
Lautan di Bumi terdiri dari beberapa samudra yang dibatasi oleh benua. Beberapa di antaranya adalah Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik yang pertemuannya dapat dilihat dari ujung paling selatan Amerika Selatan.
Mengutip IFL Science, secara umum tidak ada perbedaan yang nampak jelas antara dua perairan tersebut dan tampaknya keduanya dapat berpindah satu sama lain.
Namun, para pelaut tetap harus diperingatkan saat di persimpangan antara dua samudra terbesar di dunia ini.
Pertemuan Dua Samudra Berada di Cape Horn
Bagian bawah benua Amerika Selatan ialah hutan belantara yang indah namun compang-camping dengan pantai barat yang dikenal dengan Patagonia.
Bagian selatannya terfragmentasi dengan pulau-pulau yang tak terhitung jumlahnya. Titik paling selatannya adalah Cape Horn, sebuah pulau yang ditemukan sebagai bagian dari kepulauan Tierra del Fuego di Chili selatan.
Jika melihat ke selatan lepas pantai Cape Horn, di sinilah adanya pertemuan antara Pasifik dan Atlantik yang tidak memiliki batas yang jelas antara lautan.
Ini menunjukkan bahwa air tidak dapat bercampur karena Samudra Pasifik lebih kaya akan tanah liat dan Atlantik memiliki lebih banyak zat besi yang menunjukkan ketidakcocokan keduanya.
Bahaya Berlayar di Perbatasan Dua Samudra
Daerah perairan di selatan Cape Horn ini begitu terkenal karena sulitnya berlayar di sana. Penyebabnya adalah sistem tekanan sangat rendah yang menghasilkan angin kencang dan gelombang besar yang tak terduga.
Selain itu, perairan juga sangat dingin sehingga menjadi tantangan ekstra bagi para pelaut.
Terlepas dari bahaya perbatasan antara Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik ini ternyata sangat penting untuk perdagangan internasional.
Lintasan di sekitar tanduk ini pertama kalinya dilalui pada tahun 1616 oleh seorang navigator untuk perusahaan Hindia Belanda Timur bernama Willem Schouten dan itulah yang menentukan nasib ratusan kapal.
Polisi Amerika bernama Richard Henry Dana Jr ini menuliskan dalam catatan terkenal mengenai perjalanan keliling Cape Horn di tengah musim dingin Antartika.
Ditemukannya awan hitam besar yang mengarah ke mereka dari barat daya dan menghitamkan seluruh langit dan saat itu hujan es sedang melaju melawan mereka.
Dalam sejarahnya, kebutuhan kapal untuk berlayar di sekitar Cape Horn menyusut setelah Terusan Panama dibuka pada Agustus 1914 yang menguntungkan para pelaut dengan kapal yang melintas antara Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik melalui Amerika Tengah. DO/r/dtc