OIKETAI Edukasi – Psikologi adalah salah satu ilmu yang tak ada habisnya untuk mengungkap perilaku individu beserta penjelasan ilmiahnya mengapa kita melakukan suatu hal. Bukan karena apa, alasannya otak manusia menghasilkan sebanyak 12.000 hingga 50.000 pikiran per hari.
Tapi tetap saja, kita mungkin tidak menyadari beberapa hal kecil dari kita yang mungkin dipengaruhi faktor psikilogi yang nyata. Baik dalam keadaan sadar maupun tidak.
Berikut 10 fakta unik psikologi yang dapat membuat kita memahami diri sendiri namun sering kita abaikan:
- Semakin Anda merasa bahagia, waktu tidur justru semakin berkurang
Jika kita sering mendengar bahwa orang yang insomnia adalah mereka yang sedang stres, nyatanya salah besar. Setelah meneliti lebih dari 60 studi tentang orang yang kurang tidur, para peneliti menunjukan bahwa seseorang yang memiliki jam tidur sedikit justru membantu mereka mengurangi gejala depresi.
Dilansir sebuah jurnal Clinical Psychiatry tahun 2017, penelitian itu menunjukan pula bahwa semakin bahagia seseorang, semakin sedikit jam tidur yang dibutuhkan. Sebaliknya, seseorang yang sedang sedih cenderung tidur lebih banyak karena mereka ingin melupakan masalahnya sejenak.
- Anda akan menjadi lebih jujur ketika secara fisik sedang lelah
Pernahkah Anda merasa dapat mengutarakan perasaan Anda saat malam hari dan sedang lelah setelah menjalani aktivitas? Ternyata secara ilmiah, hal tersebut pun dibuktikan dengan penelitian, lho!
Dalam penelitian dari Harvard University mengatakan ketika seseorang lelah secara fisik, normal jika waktu menentukan tingkat kejujurannya. Seseorang pun menjadi lebih fleksibel berkata jujur saat hari semakin larut. Alasannya, kelelahan membuat kita lebih sulit untuk melakukan kontrol diri termasuk berbohong.
- Kita cenderung lebih bahagia jika menghabiskan uang untuk orang lain daripada untuk diri sendiri
Meskipun banyak penelitian yang mengungkapkan kebahagian sebagai bagian dari pendapatan yang kita punya, namun ada fakta unik lainnya bahwa seseorang akan merasa lebih bahagia jika berbagi uangnya untuk orang lain. Dalam studi yang dilakukan Dunn EW di PubMed, respondennya merasa lebih bahagia saat membelanjakan seseorang daripada menghabiskan uangnya untuk diri sendiri.
Alasannya, berbagi membuat kita merasa menilai diri menjadi pribadi baik dan bertanggung jawab yang mana nilai diri inilah yang membuat kita merasa bahagia. Hal lainnya karena seseorang yang sering berbagi cenderung memilki hubungan baik di sosial, dan orang-orang dengan ikatan sosial yang kuat umumnya lebih bahagia. Jadi jangan lupa berbagi dengan orang lain ya, guys!
- Seseorang yang pandai berbohong akan lebih mudah mengenali orang yang juga sedang berbohong
Teori-teori psikologi dan neurosis menunjukan bahwa seseorang yang bisa berbohong dengan sempurna akan sangat baik untuk mendeteksi kebohongan orang lain. Dilansir studi Scientific American oleh Travis Riddle pada 2012, ia mengungkapkan bahwa kuncinya ada pada kemampuan mereka untuk memikirkan apa yang dipikirkan orang lain.
Hal itu termasuk kemampuannya yang mencakup pemecahan masalah, perhatian, penalaran, dan perencanaan saat seorang pembohong melakukan aksinya. Tentu pembohong ulung akan mengenali pembohong lainnya, bukan?
- Hanya perlu waktu 4 menit untuk kita bisa menyukai seseorang dan jatuh cinta
Ada istilah yang mengatakan dari mata turun ke hati layaknya benar adanya karena menurut psikologi diperlukan waktu antara 90 detik dan 4 menit untuk kita merasa menyukai seseorang.
Namun tak melulu soal tampang, studi yang dilakukan BBC Sciene menunjukan bahwa kita cenderung jatuh hati pada seseorang dengan presentase 55% melalui bahasa tubuhnya, 38% adalah dari suaranya, dan hanya 7% dari apa yang seseorang katakan padamu saat berbicara. Anda pernah merasakannya juga, gak?
- Seseorang yang biasanya memiliki hidup yang stabil justru cenderung tidak mau berkembang
Pernahkah Anda mendengar kisah inspiratif dari seseorang yang penuh keterbatasan menjadi orang yang sukses? Atau sebaliknya pernahkah Anda melihat seseorang yang memiliki segalanya tapi masih disitu-situ aja prestasinya? Dalam hal ini ada penjelasan ilmiahnya, lho!
Dilansir Yale News studi menjelaskan bahwa individu cenderung ingin berkembang dan berubah saat kondisinya sangatlah berkekurangan. Itulah mengapa jika seseorang yang sudah memiliki kemewahan dan hidup yang stabil, mereka merasa sudah ada di zona nyaman dan tidak mau berusaha lebih. Jadi jangan pernah putus asa dengan keterbatasanmu, ya!
- Penolakan atau sakit hati akan terasa sama sakitnya seperti kita mengalami cidera fisik
Kita semua tahu bahwa penolakan itu menyakitkan, tetapi ahli neurosis pun telah menyimpulkan bahwa penolakan itu sendiri memang menyakitkan seperti kita sakit fisik. Dilansir Forbes dari penelitian University of Michigan, sakit karena penolakan dan sakit karena cedera memiliki reaksi ilmiah sama yang kita lepaskan yaitu painkiller mu-opioid.
- Saat sedih, mendengarkan lagu galau akan membuat kita merasa lebih baik
Jika Anda sedang sedih, jangan sungkan untuk mendengarkan lagu galau, ya! Sebuah penelitian baru dari Freie Universität Berlin telah menemukan fakta bahwa mendengarkan musik sedih dapat membuat seseorang yang patah hati justru merasa lebih baik setelahnya.
Penelitian terhadap 772 responden ini dilakukan, dan terbukti bahwa mendengarkan lagu-lagu sedih sebenarnya bertindak sebagai hadiah kognitif untuk otak kita. Tentu saat galau kita akan lebih fokus pada liriknya dan selanjutnya kita merasa berempati dengan makna yang lagu itu miliki.
- Kita cenderung mengejar seseorang yang menolak kita daripada seseorang yang menginginkan kita
Bukan karena baper, banyak terjadi bahwa kita cenderung jatuh cinta pada orang yang mengabaikanmu dan memilih tak acuh pada orang yang peduli, bukan? Dalam hal ini ilmu psikologi pun menjelaskan alsan mengapa orang yang acuh justru lebih menarik perhatian. Studi dari M. Farouk Radwan, MSc. yang diterbitkan di 2knowmyself menjelaskan bahwa kita memiliki otak yang percaya bahwa apa pun yang langka itu berharga.
Alasan lainnya adalah untuk pembuktian bahwa mereka butuh pengakuan dari orang tersebut termasuk saat ia merasa memiliki tantangan tersendiri. Anda pernah merasa demikian juga?
- Kita cenderung dapat mempercayai seseorang saat mereka tak sungkan melakukan kontak fisik sederhana dengan kita
Salah satu penelitian dari Sander L. Kool menunjukan bahwa melakukan kontak fisik sederhana seperti pelukan, tepuk pundak, cium pipi atau jabatan tangan pada lawan bicara yang kita tak kenal sekalipun dapat memberikan efek lebih dekat dan intim. Dari sinilah berkembang fakta psikologi bahwa saat kita sudah meresa dekat dengan seseorang tak ada batasan lagi untuk kita tidak mempercayainya. DO/cdn