
Foto Ilustrasi: https://happiclap.com/
OIKETAI Historia – Kalender modern atau Gregorian, mengacu pada sistem penanggalan Masehi yang digunakan secara internasional. Namun, sebelum adanya penanggalan modern seperti saat ini, beberapa kalender kuno sudah digunakan oleh banyak peradaban di masa lalu.
Bagaimana kalender dan penanggalan internasional bisa diterapkan seperti saat ini? Apa yang melatarbelakangi sejarahnya? Berikut penjelasannya:
1. Kalender Mesopotamia
Kalender Mesopotamia adalah penanggalan internasional awal yang dipakai oleh peradaban manusia. Jauh sebelum era Masehi, penanggalan atau kalender internasional pernah digunakan oleh umat manusia, tepatnya di era Babilonia Kuno. Penanggalan kuno tersebut dinamakan Kalender Mesopotamia atau Kalender Babilonia.
Kalangan akademisi bahkan meyakini bahwa penanggalan dan penghitungan waktu sudah ada di zaman Sumeria, yakni sebuah peradaban yang ada di awal-awal keberadaan manusia di Mesopotamia Selatan.
Menurut laman Britannica, rumusan mengenai kalender di Mesopotamia sudah ada sejak 3000 SM atau lebih dari 5 ribu tahun yang lalu. Sejarah mencatat bahwa di zamannya, Mesopotamia pernah ditempati oleh peradaban-peradaban maju, di antaranya Sumeria dan Babilonia.
Jika Sumeria menemukan penghitungan angka pada kalender sederhana, maka Babilonia yang menyempurnakannya menjadi sebuah penanggalan yang kala itu dipakai di banyak negeri. Uniknya, di zaman kuno, peradaban Sumeria dan Babilonia sudah bisa menghitung perubahan waktu yang didasarkan pada pergerakan Bulan dan Matahari (lunisolar).
2. Kalender Zoroaster dan Ibrani
Kalender Zoroaster dan Ibrani menggantikan sistem penanggalan sebelumnya. Kalender atau penanggalan Zoroaster dan Ibrani muncul pada era penanggalan Persia. Kala itu, pembagian waktu di dunia memang dipisah-pisah berdasarkan peradaban manusia yang tersebar di seluruh permukaan Bumi.
Artinya, setelah era keemasan Sumeria dan Babilonia, peradaban baru yang muncul tidak memiliki sistem kalender yang kerumitannya bisa menyamai peradaban sebelumnya.
Praktis hanya sistem penanggalan milik Persia (Zoroaster) dan Ibrani (Bangsa Yahudi) yang dianggap memiliki mekanisme paling kompleks. Bahkan, sistem penanggalan Ibrani masih digunakan oleh bangsa Yahudi hingga saat ini. Laman Calendar melansir bahwa sebetulnya Kalender Ibrani juga dipengaruhi oleh penghitungan Babilonia.
Ahli sejarah meyakini bahwa orang-orang Yahudi di zaman Pembuangan Babilonia (586 SM) sudah mampu membuat sistem penanggalan yang saat itu hanya digunakan secara tertutup. Hal ini dibuktikan dari sistem kalender Ibrani modern yang sedikit di antaranya mengadopsi nama-nama dari penanggalan Babilonia Kuno.
3. Kalender Romawi Kuno
Giliran peradaban Romawi Kuno menerbitkan sistem kalender baru. Peradaban Romawi pernah menguasai dunia di masa lampau. Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan sebagian Asia merupakan wilayah kekuasaan mereka selama berabad-abad lamanya.
Dilansir laman Britannica, kalender awal Romawi dibuat oleh Romulus sekitar 700 SM. Pada saat itu, tahun dimulai pada Maret dan hanya ada 10 bulan sebagai penanda waktu.
Baru pada pemerintahan Pompilus (600 SM), dua bulan tambahan dimasukkan ke dalam kalender resmi mereka, yakni Januari dan Februari. Sebelumnya, dalam satu tahun terdapat 304 hari. Pada saat era Pompilus, setahun menjadi 354 hari. Di zaman Romawi Kuno, sistem kalender sudah memiliki 12 bulan, tapi masih belum sempurna karena hanya memiliki 354–355 hari.
Hal tersebut tak bisa dilepaskan dari kepercayaan masyarakat Romawi terhadap takhayul pada angka genap. Ada bulan dengan jumlah hari yang dikurangi, ada pula yang ditambahkan untuk mengimbangi kepercayaan dari mayoritas rakyat Romawi di zaman Pompilus.
4. Kalender Julius
Kalender Julius sebagai penanggalan modern di era Romawi. Pada 45 SM, Julius Caesar meresmikan dan memberlakukan penanggalan baru di Romawi, yakni Kalender Julius atau Julian. Sistem ini dibuat dan dipelopori oleh Sosigenes, seorang astronom dan ahli matematika dari Aleksandria.
Penanggalan ini sudah dianggap lebih baik jika dibandingkan dengan kalender yang dibuat di era Pompilus. Bahkan, mayoritas dunia sempat mengaplikasikan sistem ini sebagai penanggalan waktu yang berlaku umum.
Ada 365 hari setiap 3 tahun sekali dan pada tahun ke-4, hari akan bertambah menjadi 366. Uniknya, selain mengambil dari sistem edar Matahari, kalender ini juga menyerap perputaran atau perubahan musim. Itu sebabnya, ada penyisipan beberapa jumlah hari di tahun-tahun tertentu untuk mengimbangi fase tahun tropis.
Julius Caesar sendiri merupakan tokoh yang cukup genius di bidang penghitungan angka. Pada zamannya, diterapkan sistem kabisat selama 4 tahun sekali untuk mendekati ketepatan dengan pergantian musim. Sayangnya, setelah Julius Caesar meninggal, penerapan kabisat pada penanggalan Julius sering salah diaplikasikan.
5. Sistem Masehi Gregorian
Kalender Julius kemudian diperbarui dengan sistem Masehi Gregorian. Sampai detik ini, kita masih menggunakan sistem kalender dan penanggalan Masehi Gregorian. Apa itu? Secara umum, penanggalan ini merupakan sistem yang dibangun oleh Dr. Aloysius Lilius dari Italia dan diresmikan oleh Paus Gregorius XIII pada 24 Februari 1582. Patokan dari sistem penanggalan ini adalah Masehi atau kelahiran Yesus Kristus pada 2 ribu tahun lalu.
Dicatat dalam laman History, penanggalan Masehi Gregorian sebetulnya masih merupakan bentuk modifikasi dan penyempurna dari penanggalan Julius. Sistem kabisat dan penghitungan pergerakan Matahari lebih disempurnakan lagi, mengingat ada banyak musim yang silih berganti di seluruh dunia.
Dalam Masehi Gregorian, dihitung pula waktu revolusi Bumi sebanyak 365 hari 5 jam 48 menit dan 46 detik. Hal inilah yang tidak pernah bisa dilakukan oleh Julius Caesar. Sehingga, dengan sistem Masehi Gregorian, selisih waktu yang terjadi di seluruh dunia bisa dikonversi dengan tepat sesuai dengan pergerakan Bumi.
Beberapa perkembangan mengenai sistem kalender di dunia ternyata membutuhkan waktu yang sangat lama, bukan? Penanggalan pun berevolusi dan terus mengalami perubahan sesuai zaman serta mengikuti pergerakan Bumi mengelilingi Matahari.
Sejarah Penciptaan Kalender dari Berbagai Bangsa
Kalender merupakan suatu sistem untuk mengukur waktu yang digunakan oleh berbagai bangsa di dunia. Seiring dengan perkembangan zaman, muncul berbagai sistem kalender yang berbeda-beda, baik dalam penghitungan waktu maupun dalam perhitungan hari, minggu, bulan, dan tahun. Berikut adalah sejarah penciptaan kalender dari berbagai bangsa di dunia:
- Kalender Mesir Kuno
Kalender Mesir Kuno merupakan salah satu kalender tertua di dunia yang dibuat pada sekitar tahun 4241 SM. Kalender ini menggunakan sistem penghitungan hari matahari dan dibuat berdasarkan gerakan matahari. Tahun dalam kalender Mesir Kuno dibagi menjadi 12 bulan, masing-masing dengan 30 hari. Selain itu, terdapat lima hari tambahan yang disebut dengan Epagomenal.
- Kalender Romawi
Kalender Romawi dibuat pada tahun 753 SM dan digunakan oleh bangsa Romawi untuk mengukur waktu. Kalender ini menggunakan sistem penghitungan matahari dan dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalender lunar dan kalender solar. Pada tahun 45 SM, Julius Caesar memperkenalkan kalender solar yang lebih akurat dan konsisten. Kalender Romawi terdiri dari 12 bulan, masing-masing dengan 30 atau 31 hari, kecuali Februari yang hanya memiliki 28 hari atau 29 hari pada tahun kabisat.
- Kalender Hindu
Kalender Hindu atau Saka dibuat pada abad ke-5 SM dan digunakan oleh bangsa India. Kalender ini menggunakan sistem penghitungan bulan dan dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalender lunar dan kalender solar. Kalender Hindu terdiri dari 12 bulan, masing-masing dengan 30 atau 31 hari, kecuali Chaitra yang hanya memiliki 28 atau 29 hari. Tahun dalam kalender Hindu dimulai pada hari pertama bulan Chaitra, yang biasanya jatuh pada akhir Maret atau awal April.
- Kalender Cina
Kalender Cina atau Huang Li dibuat pada abad ke-14 SM dan digunakan oleh bangsa Cina. Kalender ini menggunakan sistem penghitungan bulan dan matahari. Kalender Cina terdiri dari 12 bulan, masing-masing dengan 29 atau 30 hari, kecuali bulan ketujuh yang hanya memiliki 29 hari. Tahun dalam kalender Cina terdiri dari 12 siklus, masing-masing terdiri dari tahun hewan dan elemen.
- Kalender Islam
Kalender Islam atau Hijriyah dibuat pada tahun 622 Masehi dan digunakan oleh umat Islam. Kalender ini menggunakan sistem penghitungan bulan dan dimulai pada saat Hijrah, yaitu saat Nabi Muhammad pindah dari Mekah ke Madinah. Kalender Islam terdiri dari 12 bulan, masing-masing dengan 29 atau 30 hari, tergantung pada fase bulan. Tahun dalam kalender Islam terdiri dari 354 atau 355 hari.
Itulah sejarah penciptaan kalender dari berbagai bangsa di dunia. Setiap kalender memiliki keunikan dan perbedaan dalam penghitungan waktu dan perhitungan hari, minggu, bulan, dan tahunnya. DO/idn/r