
DUKA DOSEN
Pernah aku bertanya
Kepada satu lokal mahasiswa
Tolong jawab sejujurnya
Kalian kuliah mencari apa
Cari ilmu atau ijazah sarjana
Semua diam tak ada jawaban
Berat nampaknya berkata jujur
Tapi aku terus mendesak
Agar mereka menjawabnya
Tidak kan ada sanksi apa-apa
Salah seorang akhirnya bersuara
Ilmu dan ijazah katanya
Lalu kembali aku bertanya
Mana sebenarnya yang lebih kalian cari
Hampir serentak mereka menjawab
Ijazah
Itulah juga yang aku duga
Tapi itu pula yang membuat aku berduka
Ternyata dosen jadi sarana saja
Untuk mendapat ijazah sarjana
Segitu cuma nilai dosennya
Walau dah jauh pergi sekolah
Walau dah tinggi titel sarjananya
Pantaslah dosen tak dihargai
Setelah ijazah sampai di tangan
Dosen tak lagi disapa
Kalau disapa sekedarnya
Karena dosen hanya sarana
Mendapat ijazah pencari kerja
Saat kerja sudah didapat
Dosen tak lagi diingat-ingat
Tapi apa hendak dikata
Kampus seakan jadi industri
Pencetak ijazah perguruan tinggi
Di situ tertera titel yang diberi
Tapi sarjana tak ada ilmunya
Kalau toh ada sekedarnya saja
Akhlakpun tidak terpatri di dalam dada
Tes masuk perguruan tinggi
Bagai pendaftaran ikut perlombaan
Berburu ijazah cari pekerjaan
Dosen sebagai juri-juri saja
Sampai bilakah kampus kan begini rupa
Tenggelam dalam rutinitas kerja
Urusan administrasi mahasiswa
Seminar ilmiahpun dah jarang di sana
Kampus tak ubahnya ladang buruan
Tempat berpacu mengejar keinginan
Mirip yang terjadi di pekan-pekan
Bahkan nuansa politisnya lebih terkesan
Ketimbang akademis yang harus dikedepankan
Kalau begini berketerusan
Alamatkan hancur ilmu pengetuan
Sebagai tiangnya peradaban
Itulah kini yang jadi kerisauan
Oleh dosen yang masih punya perhatian
Kalaulah boleh aku sampaikan pesan
Kepada pemegang kebijakan
Berikan kampus kemerdekaan
Mengurus ilmu pengetahuan
Bebaskan dari politik mencampurkantangan
Serahkan dunia ilmu kepada ilmuan
Jangan tercampuraduk lain kepentingan
Barikan dana yang cukup untuk penelitian
Mintai peneliti pertanggungjawaban keilmuan
Insyaa Allah bangsa kan maju peradaban
Dari bangsa lain kejar ketinggalan
Bumi Riau, 21072023
Alaiddin Koto