
EDUKASI Oiketai – Tepat tanggal 24 Januari 2024 di penghujung bulan Januari 2023, komunitas Kelompok Jabatan Fungsional Dosen (KJFD) Kebudayaan dan Masyarakat Akuatik di bawah koordinasi Prof. Dr. Yusmar Yusuf, M.PSi yang akrab disapa Prof. YY telah menaja suatu tradisi ilmiah antar sivitas akademika dalam format Bincang Seru Menderu yang mengangkat tema dialog yaitu Taman Getsemani Etno Medisin di Pangkalan Jambi Bukit Batu Bengkalis.
Topik utama pembahasan adalah summary executive hasil riset skripsi mahasiswa sosiologi atas nama Aimoko Silalahi dengan judul Peran Perempuan dalam Rehabilitasi Ekosistem Mangrove di Desa Pangkalan Jambi. Kemudian topik lainnya disampaikan oleh anggota KJFD Drs. Syam Bahri, MSi dengan judul Sinopsis Sosiologi Katalistik.
Sebelum bincang menderu dimulai, koordinator KJFD Prof. YY membuka acara dan menyampaikan tujuan dan manfaat dari kegiatan tersebut. Menurut hematnya, Bincang Seru Menderu ini akan menjadi agenda rutin bulanan bagi KJFD untuk mendiskusikan berbagai hal tentang sosiologi serta kajian kebudayaan dan masyarakat akuatik, baik yang bersumber dari dosen, mahasiswa dan pihak lain yang kompeten dalam bidang kajian yang sama.
Selain menjadi wadah atau komunitas ilmiah bagi dosen anggota KJFD dalam mempatrikan atmosfir akademik guna capaian indeks kinerja dosen dan institusi yang lebih baik, juga menjadi alat bantu bagi mahasiswa sosiologi tingkat doktoral memperkuat basis intelektualitasnya yang memiliki nilai tambah kelak setelah menamatkan pendidikan strata-1.
Kemudian, dengan adanya beberapa isu sentral yang dibentangkan oleh dosen dan mahasiswa, diharapkan terjadi dialog terbuka dan saling bertukar pikiran dan pandangan yang bermanfaat bagi pengembangan Sosiologi maupun bidang kajian masyarakat dan kebudayaan Melayu ke depan.
Sosiologi Katalistik (Syamsul Bahri)
Pita dialog interaktif Bincang Seru Menderu telah digunting oleh guru besar Sosiologi Prof. Dr. Yusmar Yusuf, M.Psi pertanda debat dan diskusi ilmiah dimulai. Tak tinggal diam, dosen Dra, Risdayati, M.Si mengambil alih forum sebagai moderator. Tanpa basa basi memberikan ruang publik kepada Drs. Syamsul Bahri. M.Si menderukan ide dan gagasan orisinalitasnya dengan fokus perhatian terhadap konsepsi Sosiologi Katalistik sebagai sudut pandang alternatif untuk memperkuat akselerasi Sosiologi dalam hal konsep, teori dan metodologi dalam konteks masyarakat global berbasis teknologi digital tanpa batas ruang, waktu dan tempat.
Sosiologi Katalistik, menurut Syamsul akan memberikan hak dan kebebasan bagi para ahli Sosiologi, termasuk mahasiwa sosiologi mampu mengadopsi konsep, teori dan metode ilmu-ilmu sosial lainnya untuk digunakan, dikembangkan dan disempurnakan memperkaya disiplin Sosiologi secara lebih cepat, tepat dan akurat guna mencapai pengakuan kebenaran ilmiah yang tak terbantahkan.
Syamsul menyampaikan bahwa sumber gagasan pemikirannya bermula dari pengamatan sepintas adanya suatu benda atau zat alami seperti ragi yang digunakan orang untuk membuat tempe, tapai dan lain-lain. Ternyata ragi tersebut menurut ahli kimia disebut dengan zat katalis atau katalisator yang berfungsi untuk mempercepat atau memperlambat reaksi persenyawaan kimiawi tanpa mengalami perubahan baik sebelum atau sesudah proses terjadi.
Sosiologi hendaknya mampu pula memainkan peran katalisator ini agar reaksi perkembangan persenyawaan Sosiologi berlangsung secara revolusioner. Sebagai contoh sederhana, Syamsul mengajak audien menelaah makna dan reduksi indikator yang terkandung dalam singkatan kata “Sociology” yaitu, Scientific, Objective, Change, Innovation, Organization, Legimitation, Orientation dan Yourselves.
Respon positif muncul dari Prof. YY yang mendukung gagasan dan pernyataan tentang Sosiologi Katalis tersebut. Ia dengan serius membentangkan kepakaran dan pengalaman sosiologisnya memperkaya kajian sosiologi dengan konsep, defenisi, teori dan metode yang berasal dari ilmu budaya, bahasa, pendidikan, agama, antropologi, ekonomi, dan lain-lain.
Peran Perempuan dalam Rehabilitasi Ekosistem Mangrove di Pangkalan Jambi Bukit Batu Sei Pakning Bengkalis (Aimoko Silalahi)
Paper mahasiswa berupa summary executive dengan tajuk perihal kehidupan masyarakat dan kebudayaan akuatik di lokasi riset, mengungkapkan bahwa dalam sistem mangrove estuari yang terus menerus mengalami degradasi lingkungan perlu segera dikonservasi. Selain sangat kaya akan bahan kajian etno-medisin seperti obat-obat tradisional, habitat udang dan kepiting yang bernilai ekonomis, juga dapat dimanfaatkan untuk bahan baku makanan tradisional seperti dodol.
Di tengah masa bincang seru menderu, tanpa jadwal ketat, akademisi Dosen Resdaty, S. Sos, MSi menatingkan konsumsi salad buah higienis dan sehat kepada semua peserta. Semua mata terbelalak untuk langsung mencicipinya. Dalam hati, terpikir juga pertanyaan dari mana ide dan biaya konsumsi tersebut? Namun saat itu juga terjawab, bahwa semua paket akademik yang ditaja KFJD ini pasti bersumber dari pengorbanan Prof. YY secara pribadi, salut dan bangga atas semua itu.
Namun pada momen ini, patut pula diteruskan harapan komunitas agar Dekan Fisip dapat pula mempertimbangkan untuk mengalokasikan angggaran yang dibutuhkan secara akademik. Memasuki masa akhir bincang seru menderu, kembali dengan tegas koordinator KJFD Prof. YY menutup acara dengan serangkaian cetak biru dari peta jalan kawasan masyarakat dan kebudayaan Akuatik di Privinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau, harus dimulai dari titik koordinat kajian dari ring satu Selat Malaka, perairan umum di sepanjang pantai timur pulau Sumatera, kemudian menyusuri selat, danau dan tasik, sampai ke daerah aliran sungai berhulu di pulau Sumatera. Sekian dan terima kasih. RO/sb