November 14, 2025
1

Melayu: Memoria et Examina

Author: Muhammad Natsir Tahar
ISBN: 978-634-04-4287-8
Pages: 444 (xii + 432) pages
Publisher: Focus Publishing Intermedia
Terbit: November 2025

Buku setebal 444 halaman berjudul Melayu: Memoria et Examina ini adalah sebuah pembedahan intelektual yang berani terhadap tubuh besar sejarah dan identitas Melayu. Buku ini tidak lagi menyajikan sejarah sebagai rangkaian puja-puji, melainkan sebagai sebuah Tempat Kejadian Perkara yang harus diperiksa ulang. Penulis mengambil peran sebagai jaksa sekaligus arkeolog pemikiran yang mengajak pembaca untuk tidak hanya mengingat (Memoria), tetapi berani memeriksa (Examina) setiap mitos, narasi, dan aksioma yang selama ini dianggap final.

Karya ini hadir dengan misi yang jelas dan kritis: membongkar mitos legitimasi yang menjadi landasan kekuasaan feodal, termasuk menguji klaim keturunan Iskandar Zulkarnain yang selama ini menjadi “legitimasi ilahi” raja-raja Melayu. Penulis berupaya merekonstruksi narasi yang tercecer, dari naskah-naskah di Leiden hingga artefak di tanah air, untuk menyusun sebuah narasi yang lebih kompleks dan inklusif, yang tidak hanya didominasi oleh suara istana. Dengan menggunakan pelbagai pisau analisis dari genealogi Foucault, psikologi Jung, hingga skeptisisme Nietzsche, buku ini membedah keyakinan kultural yang dianggap sakral, menjadikannya bukan sekadar buku sejarah, melainkan sebuah karya filsafat kebudayaan.

Pada akhirnya, tujuan buku ini adalah provokasi intelektual. Ia ingin menggugah generasi Melayu kontemporer untuk meninggalkan romantisme buta dan merajut identitas baru yang berdiri di atas fondasi kebenaran kritis, bukan dongeng kemegahan. Buku ini adalah sebuah “intellectual wake-up call” yang akan mengubah cara Anda memandang “Melayu” selamanya. Bacalah jika Anda siap untuk diajak menyelam ke dalam lautan ingatan kolektif, menerjang badai kontroversi, dan keluar dengan pertanyaan-pertanyaan baru yang lebih membebaskan. ~

Melayu: Memoria et Examina

Malay: Memoria et Examina presents a fearless intellectual dissection of the vast tapestry of Malay history and identity. This groundbreaking work reframes historical narrative not as a series of celebratory hymns, but as a crime scene demanding rigorous reinvestigation. The author, Muhammad Natsir Tahar, assumes the dual role of prosecutor and archaeological thinker, challenging readers not merely to remember (Memoria), but to courageously examine (Examina) every myth, narrative, and axiom previously accepted as absolute truth.

This critical work emerges with a clear and bold mission: to deconstruct the legitimizing myths that have long underpinned feudal power structures, including scrutinizing claims of Iskandar Zulkarnain’s lineage that have served as the “divine legitimacy” for Malay rulers. The author meticulously reconstructs fragmented narratives from manuscripts in Leiden to local artifacts to compose a more complex and inclusive story that transcends the traditionally dominant voices of the palace. Employing diverse analytical frameworks ranging from Foucault’s genealogy and Jung’s psychology to Nietzsche’s skepticism, the book dissects culturally sacred beliefs, transforming it from a mere historical account into a profound work of cultural philosophy.

Ultimately, this book serves as an intellectual provocation. It aims to awaken contemporary Malay generations to abandon blind romanticism and weave a new identity founded on critical truth rather than tales of past glory. “Malay: Memoria et Examina” stands as an intellectual wake-up call that will forever change how you perceive “Malayness.” Read it if you’re prepared to dive into the ocean of collective memory, brave the storms of controversy, and emerge with new, liberating questions that challenge conventional wisdom. ~