
Aktivis Lokal hingga Pemikir Budaya
Agoes Budianto, yang lebih dikenal dengan nama Agoes S. Alam, adalah seorang figur multifaset yang telah mengukir kontribusi signifikan dalam bidang kebudayaan, kesenian, sastra, dan perjuangan hak-hak daerah di Kota Dumai dan Riau pada umumnya. Profil ini tidak hanya merangkum jejak langkahnya, tetapi juga menyelami filosofi, motivasi, dan dampak pemikiran yang dihasilkannya.
Dimensi Filosofis dan Visi Kebudayaan
Agoes S. Alam tidak hanya seorang praktisi seni, melainkan seorang pemikir budaya dengan visi yang dalam dan futuristik.
Cultural Power: Seni sebagai Kekuatan Penjaga Identitas: Visi kebudayaannya dapat dirangkum dalam konsep “cultural power”, keyakinannya bahwa seni merupakan kekuatan yang mampu mempertahankan identitas lokal sekaligus merangkul kemajuan zaman. Ia percaya bahwa tantangan terbesar Dumai sebagai kota industri multikultural adalah ancaman homogenisasi budaya dan kesenjangan teknologi antara seniman urban dan pedesaan. Menjawab tantangan ini, Agoes menekankan pentingnya memastikan bahwa perkembangan teknologi seperti Kecerdasan Buatan (AI) tidak menggerus nilai-nilai dasar kesenian, tetapi justru menjadi alat untuk memperkuatnya.
Pemikiran dari Pakar: Seperti Air di Selat Malaka: Prof. Dr. Yusmar Yusuf, M.Phil, seorang fenomenolog, memberikan analisis mendalam yang memperkaya pemahaman kita tentang sosok Agoes. Menurutnya, pemimpin kesenian di era disrupsi membutuhkan sosok yang memiliki visi inklusif sekaligus futuristik, dan Agoes memenuhi kriteria tersebut. Prof. Yusmar menggambarkan sosok yang ideal itu harus “seperti air laut di Selat Malaka yang tetap asin meski terus menerima aliran sungai-sungai peradaban dari berbagai penjuru”. Metafora ini menggambarkan kemampuan Agoes dalam merawat akar budaya Melayu yang kuat (“asin”) sambil terbuka terhadap inovasi dan pengaruh global (“aliran sungai peradaban”).
Rekam Jejak dan Kontribusi Konkret
Agoes S. Alam telah membuktikan komitmennya melalui berbagai inisiatif dan kepemimpinan yang nyata.
Kepemimpinan di Dewan Kesenian Dumai
- Peran Strategis: Sebelum terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kota Dumai untuk periode 2025–2030, Agoes telah menjabat sebagai Sekretaris Umum dan Penasihat di lembaga yang sama. Perjalanan karier organisasinya di dunia kesenian telah dimulai sejak lama, di mana ia tercatat aktif berkesenian sejak tahun 1994.
- Visi Inovatif: Salah satu gagasan spektakulernya adalah meluncurkan Festival “Dumai Metaverse”, sebuah terobosan yang menggabungkan seni pertunjukan tradisional dengan teknologi virtual reality. Inovasi ini diharapkan tidak hanya mendapatkan apresiasi dari kalangan seniman lokal, tetapi juga menarik perhatian komunitas digital nasional.
Perjuangan Hak-Hak Daerah dan Ekonomi Kerakyatan
- Advokasi Fiskal: Agoes dikenal sebagai Ketua Tim Perjuangan Dana Bagi Hasil (DBH) Migas Kota Dumai. Baru-baru ini, sebagai Ketua Forum Koperasi TKBM se-Sumatera, ia secara tegas mendukung usulan Gubernur Riau tentang penerapan skema take on product untuk DBH daerah. Menurutnya, skema ini, jika terwujud, akan memberikan dampak positif multidimensi bagi masyarakat Riau, mulai dari penguatan ekonomi, perluasan akses pendidikan dan beasiswa, hingga peningkatan layanan kesehatan dan pelestarian budaya Melayu.
- Aktivisme Akar Rumput: Pengalamannya sebagai aktivis buruh pelabuhan dan perannya sebagai Ketua Koperasi Jasa Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Dumai menunjukkan kedekatannya dengan persoalan masyarakat proletar.
Karya Sastra dan Intelektual: Jejak Pemikiran yang Terekam dalam Tinta
Sebagai penulis dan budayawan, Agoes S. Alam telah menghasilkan korpus karya yang mencerminkan spektrum pemikirannya yang luas. Dalam ranah non-fiksi dan kritik sosial, ia mencatat perjuangan daerah melalui “Dumai Dapat Apa?: Catatan Historia Perjuangan DBH Migas Kota Dumai”, sekaligus menawarkan refleksi filosofis yang mendalam tentang negara dalam “Vox Critica: Refleksi Filosofis tentang Banalitas Bernegara” yang diterbitkan Focus Publishing Intermedia. Kedua buku ini menunjukkan kemampuannya menjembatani analisis kebijakan konkret dengan filsafat politik.
Di wilayah sastra, sentuhan Melayu yang kental terasa dalam“Catatan Kecil dari Kampong Melayu” dan “Renjisan Pemikiran Budak Melayu” yang diterbitkan UNRI Press. Kekaryaan fiksinya juga meluas ke genre cerpen dengan terbitnya “Nyanyian Hitam Putih” oleh Sempana Press. Sebagai penyair, namanya tercatat dalam sejumlah antologi puisi, seperti “Het La Het” yang diterbitkan Gerilya Magazine dan “Sejengkal Tanah Kopak” yang telah diapresiasi oleh sejumlah pakar. Tak hanya terbatas pada tulisan, ekspresi artistiknya bahkan merambah ke dunia musik melalui mini album lagu ciptaannya dalam ASA Project, serta karya analisis kebijakan persaingan usaha dalam “Ada Apa dengan KPPU” yang diterbitkan MPPMS. Ragam karya ini memperlihatkan seorang intelektual yang tidak membatasi diri pada satu medium atau disiplin tertentu.
Latar Belakang Akademis dan Dimensi Human Interest
- Pendidikan: Agoes meraih gelar Diploma III Akuntansi dari Akademi Akuntansi Riau (1992–1996) dan kemudian melanjutkan studi S2 Management Accounting di Universiti Kebangsaan Malaysia pada tahun 1997 (belum selesai). Latar belakang ini menarik karena menggabungkan disiplin akuntansi yang analitis dengan dunia seni dan budaya yang humanis.
- Jaringan Intelektual: Kolaborasinya dengan Dr. Yusmar Yusuf, M.Phil. dalam mendirikan media siber Oiketai.com menunjukkan posisinya dalam jejaring intelektual dan budaya yang solid.
- Komitmen pada Dunia Literasi: Kesediaannya untuk menerima kiriman karya sastra (puisi, cerpen, esai) via email untuk dimuat di media terkait menunjukkan dedikasinya untuk membangun ekosistem sastra.
Mutiara Budaya di Bibir Selat Malaka
Agoes S. Alam adalah sosok yang telah berhasil menjembatani tradisi dan modernitas. Seperti simpulan Prof. Yusmar Yusuf, “Dumai adalah mutiara budaya di bibir Selat Malaka. Seninya membutuhkan penjaga yang bisa merawat keasliannya sekaligus memancarkan kilaunya ke seluruh dunia. Dan saya yakin, Agoes S. Alam adalah sosok yang dimaksud”.
Melalui perpaduan antara pemikiran filosofis yang mendalam, aksi nyata di tingkat akar rumput, dan visi kebudayaan yang inklusif serta maju, Agoes Budianto telah membuktikan diri sebagai salah satu tokoh multidimensional yang penting untuk dicatat dalam khasanah kebudayaan kontemporer Indonesia. ~